Klasifikasi Amplifier
Sirkuit Amplifier adalah salah satu yang memperkuat sinyal. Tindakan penguat dan pertimbangan penting untuk rangkaian praktis penguat transistor juga dirinci pada bab-bab sebelumnya.
Sekarang mari kita coba memahami klasifikasi amplifier. Amplifier diklasifikasikan menurut banyak pertimbangan.
Berdasarkan jumlah tahapan
Bergantung pada jumlah tahapan Amplifikasi, ada amplifier satu tahap dan amplifier Multi-tahap.
Single-stage Amplifiers - Ini hanya memiliki satu rangkaian transistor, yang merupakan amplifikasi singlestage.
Multi-stage Amplifiers - Ini memiliki sirkuit transistor ganda, yang menyediakan penguatan multi-tahap.
Berdasarkan keluarannya
Bergantung pada parameter yang diperkuat pada keluaran, ada penguat tegangan dan daya.
Voltage Amplifiers - Rangkaian penguat yang meningkatkan level tegangan sinyal input, disebut penguat tegangan.
Power Amplifiers - Sirkuit penguat yang meningkatkan level daya dari sinyal input, disebut sebagai penguat daya.
Berdasarkan sinyal masukan
Bergantung pada besarnya sinyal input yang diterapkan, mereka dapat dikategorikan sebagai sinyal kecil dan penguat sinyal besar.
Small signal Amplifiers - Ketika sinyal input sangat lemah sehingga menghasilkan fluktuasi kecil pada arus kolektor dibandingkan dengan nilai diamnya, penguat dikenal sebagai penguat sinyal kecil.
Large signal amplifiers - Ketika fluktuasi arus kolektor besar yaitu di luar bagian linier dari karakteristik, penguat dikenal sebagai penguat sinyal besar.
Berdasarkan rentang frekuensi
Bergantung pada rentang frekuensi sinyal yang digunakan, ada penguat audio dan radio.
Audio Amplifiers - Rangkaian penguat yang memperkuat sinyal yang terletak pada rentang frekuensi audio yaitu dari rentang frekuensi 20Hz hingga 20 KHz, disebut sebagai penguat audio.
Power Amplifiers - Rangkaian penguat yang memperkuat sinyal yang terletak pada rentang frekuensi yang sangat tinggi, disebut sebagai penguat daya.
Berdasarkan Kondisi Biasing
Bergantung pada mode operasinya, ada amplifier kelas A, kelas B, dan kelas C.
Class A amplifier - Kondisi bias di power amplifier kelas A sedemikian rupa sehingga arus kolektor mengalir untuk seluruh sinyal AC yang diterapkan.
Class B amplifier - Kondisi bias pada penguat daya kelas B sedemikian rupa sehingga arus kolektor mengalir untuk setengah siklus sinyal input AC yang diterapkan.
Class C amplifier - Kondisi bias pada penguat daya kelas C sedemikian rupa sehingga arus kolektor mengalir kurang dari setengah siklus sinyal input AC yang diterapkan.
Class AB amplifier - Penguat daya kelas AB adalah salah satu yang dibuat dengan menggabungkan kelas A dan kelas B untuk mendapatkan semua keuntungan dari kedua kelas tersebut dan untuk meminimalkan masalah yang mereka hadapi.
Berdasarkan metode Coupling
Bergantung pada metode kopling satu tahap ke tahap lainnya, ada RC coupled, Transformer coupled dan direct coupled amplifier.
RC Coupled amplifier - Rangkaian penguat multi-tahap yang digabungkan ke tahap berikutnya menggunakan kombinasi resistor dan kapasitor (RC) dapat disebut sebagai penguat gabungan RC.
Transformer Coupled amplifier - Rangkaian penguat multi-tahap yang digabungkan ke tahap berikutnya, dengan bantuan transformator, dapat disebut sebagai penguat gabungan Transformer.
Direct Coupled amplifier - Rangkaian penguat multi-tahap yang digabungkan ke tahap berikutnya secara langsung, dapat disebut sebagai penguat yang digabungkan langsung.
Berdasarkan Konfigurasi Transistor
Bergantung pada jenis konfigurasi transistor, terdapat amplifier CE CB dan CC.
CE amplifier - Rangkaian penguat yang dibentuk menggunakan kombinasi transistor konfigurasi CE disebut penguat CE.
CB amplifier - Rangkaian penguat yang dibentuk dengan menggunakan kombinasi transistor yang dikonfigurasi CB disebut sebagai penguat CB.
CC amplifier - Rangkaian penguat yang dibentuk dengan menggunakan kombinasi transistor konfigurasi CC disebut penguat CC.