Metodologi Pemrograman - Pendahuluan

Ketika program dikembangkan untuk memecahkan masalah kehidupan nyata seperti manajemen inventaris, pemrosesan penggajian, penerimaan siswa, pemrosesan hasil ujian, dll., Program tersebut cenderung menjadi besar dan kompleks. Pendekatan untuk menganalisis masalah kompleks seperti itu, perencanaan untuk pengembangan perangkat lunak dan pengendalian proses pengembangan disebutprogramming methodology.

Jenis Metodologi Pemrograman

Ada banyak jenis metodologi pemrograman yang lazim di kalangan pengembang perangkat lunak -

Pemrograman Prosedural

Masalah dipecah menjadi prosedur, atau blok kode yang masing-masing menjalankan satu tugas. Semua prosedur diambil bersama dari keseluruhan program. Ini hanya cocok untuk program kecil yang memiliki tingkat kerumitan rendah.

Example- Untuk program kalkulator yang melakukan penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, akar kuadrat dan perbandingan, masing-masing operasi ini dapat dikembangkan sebagai prosedur terpisah. Dalam program utama, setiap prosedur akan dipanggil berdasarkan pilihan pengguna.

Pemrograman berorientasi objek

Di sini solusinya berkisar pada entitas atau objek yang menjadi bagian dari masalah. Solusi tersebut berkaitan dengan bagaimana menyimpan data yang terkait dengan entitas, bagaimana entitas berperilaku dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain untuk memberikan solusi yang kohesif.

Example - Jika kita harus mengembangkan sistem manajemen penggajian, kita akan memiliki entitas seperti karyawan, struktur gaji, aturan cuti, dll. Di mana solusi harus dibangun.

Pemrograman Fungsional

Di sini masalah, atau solusi yang diinginkan, dipecah menjadi unit-unit fungsional. Setiap unit melakukan tugasnya sendiri dan mandiri. Unit-unit ini kemudian dijahit untuk membentuk solusi lengkap.

Example - Pemrosesan penggajian dapat memiliki unit fungsional seperti pemeliharaan data karyawan, penghitungan gaji pokok, penghitungan gaji kotor, pemrosesan cuti, pemrosesan pembayaran kembali pinjaman, dll.

Pemrograman Logis

Di sini masalahnya dipecah menjadi unit logis daripada unit fungsional. Example:Dalam sistem manajemen sekolah, pengguna memiliki peran yang sangat ditentukan seperti guru kelas, guru mata pelajaran, asisten lab, koordinator, penanggung jawab akademik, dll. Jadi perangkat lunak dapat dibagi menjadi beberapa unit tergantung pada peran pengguna. Setiap pengguna dapat memiliki antarmuka, izin, dll. Yang berbeda.

Pengembang perangkat lunak dapat memilih satu atau kombinasi dari lebih dari satu metodologi ini untuk mengembangkan perangkat lunak. Perhatikan bahwa dalam setiap metodologi yang dibahas, masalah harus dipecah menjadi unit-unit yang lebih kecil. Untuk melakukan ini, pengembang menggunakan salah satu dari dua pendekatan berikut -

  • Pendekatan atas ke bawah
  • Pendekatan bottom-up

Pendekatan Top-down atau Modular

Masalahnya dipecah menjadi unit-unit yang lebih kecil, yang selanjutnya dapat dipecah menjadi unit-unit yang lebih kecil. Setiap unit disebut amodule. Setiap modul adalah unit mandiri yang memiliki semua yang diperlukan untuk melakukan tugasnya.

Ilustrasi berikut menunjukkan contoh bagaimana Anda dapat mengikuti pendekatan modular untuk membuat modul yang berbeda sambil mengembangkan program pemrosesan penggajian.

Pendekatan Bottom-up

Dalam pendekatan bottom-up, perancangan sistem dimulai dari komponen level terendah, yang kemudian dihubungkan untuk mendapatkan komponen level yang lebih tinggi. Proses ini berlanjut hingga hierarki semua komponen sistem dibuat. Namun, dalam skenario kehidupan nyata, sangat sulit untuk mengetahui semua komponen level terendah di awal. Jadi pendekatan bottoms up hanya digunakan untuk masalah yang sangat sederhana.

Mari kita lihat komponen program kalkulator.