Elektronika Dasar - Transformer

Menurut prinsip Electromagnetic Induction, kita telah mempelajari bahwa, fluks yang berubah-ubah dapat menyebabkan EMF dalam kumparan. Dengan prinsipMutual induction, ketika kumparan lain dibawa ke samping kumparan tersebut, fluks menginduksi EMF ke kumparan kedua.

Sekarang, kumparan yang memiliki fluks yang berubah-ubah disebut sebagai Primary Coil dan kumparan di mana EMF diinduksi disebut sebagai Secondary Coil, sedangkan dua kumparan bersama-sama membentuk satu kesatuan yang disebut a Transformer.

Transformator

Trafo memiliki kumparan primer yang menerima masukan dan kumparan sekunder tempat keluaran dikumpulkan. Kedua kumparan ini dililitkan pada bahan inti. Biasanya isolator membentukCore dari trafo.

Gambar berikut menunjukkan trafo praktis.

Dari gambar di atas, terbukti bahwa hanya sedikit notasi yang umum. Mari kita coba mencatatnya. Mereka adalah -

  • Np = Jumlah belitan pada belitan primer

  • Ns = Jumlah belitan pada belitan sekunder

  • Ip = Arus yang mengalir di primer transformator

  • Is = Arus yang mengalir pada trafo sekunder

  • Vp = Tegangan melintasi primer transformator

  • Vs = Tegangan pada transformator sekunder

  • Φ = Fluks magnet ada di sekitar inti transformator.

Transformer di Sirkuit

Gambar berikut menunjukkan bagaimana transformator direpresentasikan dalam suatu rangkaian. Belitan primer, belitan sekunder dan inti transformator juga direpresentasikan pada gambar berikut.

Oleh karena itu, ketika transformator dihubungkan dalam suatu rangkaian, pasokan input diberikan ke kumparan primer sehingga menghasilkan fluks magnet yang bervariasi dengan catu daya ini dan fluks tersebut diinduksi ke dalam kumparan sekunder transformator, yang menghasilkan EMF yang bervariasi dari fluks yang bervariasi. Karena fluks harus bervariasi, untuk transfer EMF dari primer ke sekunder, transformator selalu bekerja pada AC arus bolak-balik.

Step-up dan Step-down

Bergantung pada jumlah belitan pada belitan sekunder, transformator dapat disebut sebagai a Step up atau a Step down transformator.

Hal utama yang perlu diperhatikan di sini adalah, tidak akan ada perbedaan antara primer dan sekunder powerdari trafo. Dengan demikian, jika tegangan tinggi pada sekunder, maka arus rendah ditarik untuk membuat daya stabil. Demikian pula, jika tegangan pada sekunder rendah, maka arus tinggi ditarik sehingga daya harus sama dengan sisi primer.

Step Up

Jika lilitan sekunder memiliki jumlah lilitan yang lebih banyak dari pada lilitan primer, maka trafo dikatakan a Step-uptransformator. Di sini EMF yang diinduksi lebih besar dari sinyal input.

Mengundurkan diri

Jika belitan sekunder memiliki jumlah lilitan yang lebih sedikit dari pada belitan primer, maka transformator dikatakan a Step-downtransformator. Di sini EMF yang diinduksi lebih kecil dari sinyal input.

Rasio Putaran

Karena jumlah lilitan belitan primer dan sekunder mempengaruhi peringkat tegangan, penting untuk menjaga rasio antara belitan agar memiliki gambaran mengenai tegangan yang diinduksi.

Perbandingan jumlah lilitan pada kumparan primer dengan jumlah lilitan pada kumparan sekunder disebut sebagai “turns ratio" atau "the ratio of transformation". Rasio putaran biasanya dilambangkan denganN.

$$ N \: \: = \: \: Ternyata \: rasio \: \: = \: \: \ frac {Angka \: dari \: belokan \: aktif \: Utama} {Nomor \: dari \: belokan \: pada \: Secondary} \: \: = \: \: \ frac {N_ {p}} {N_ {s}} $$

Rasio primer ke sekunder, rasio input ke output, dan rasio lilitan dari setiap transformator yang diberikan akan sama dengan nya voltage ratio. Karenanya ini dapat ditulis sebagai

$$ \ frac {N_ {p}} {N_ {s}} \: \: = \: \: \ frac {V_ {p}} {V_ {s}} \: \: = \: \: N \ : \: = \: \: Ternyata \: rasio $$

Rasio putaran juga menyatakan apakah trafo itu trafo step-up atau step-down. Sebagai contoh, rasio lilitan 1: 3 menyatakan bahwa transformator adalah step-up dan rasio 3: 1 menyatakan bahwa itu adalah transformator step-down.