Studi Lingkungan - Lingkungan
Kata 'lingkungan' berasal dari kata Prancis kuno 'lingkungan' - yang berarti 'mengelilingi, melingkupi, dan mengelilingi'. Lingkungan mengacu pada kumpulan kondisi atau lingkungan di mana makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan hidup atau bertahan dan makhluk tak hidup ada.
Semua makhluk hidup termasuk manusia dan lingkungannya saling reaktif, mempengaruhi satu sama lain dalam berbagai cara. Secara umum disamakan dengan alam dimana komponen fisik planet bumi seperti bumi, udara, air, dll mendukung dan mempengaruhi kehidupan di biosfer.
Lingkungan merupakan komponen fisik bumi, dimana manusia merupakan faktor penting yang mempengaruhi lingkungan.
Lingkungan terdiri dari sistem interaksi unsur-unsur fisik, biologi, dan budaya, yang saling terkait secara individu maupun kolektif dalam berbagai cara.
Konstituen Lingkungan
Physical elementsmerupakan ruang, bentang alam, badan air, iklim, tanah, batuan, dan mineral. Unsur-unsur ini menentukan karakter variabel habitat manusia, serta peluang dan keterbatasannya.
Biological elements termasuk tumbuhan, hewan, mikro-organisme, dan manusia.
Cultural elements termasuk kondisi ekonomi, sosial dan politik yang sebagian besar merupakan ciri buatan manusia.
Jenis Lingkungan
Karena lingkungan merupakan kombinasi dari faktor fisik dan biologis, maka lingkungan mengandung baik komponen hidup atau biotik dan tidak hidup atau abiotik. Berdasarkan struktur dasar ini, lingkungan dibedakan menjadi lingkungan fisik atau abiotik dan lingkungan hidup atau biotik.
Lingkungan Fisik atau Abiotik
Lingkungan fisik terdiri dari keadaan berikut - padat, cair, dan gas. Ketiga elemen ini masing-masing menandakan litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Berdasarkan distribusi spasial, unit yang lebih kecil disebut sebagai lingkungan pesisir, lingkungan dataran tinggi, lingkungan pegunungan, lingkungan danau, lingkungan sungai, lingkungan laut, dll.
Lingkungan Hidup atau Biotik
Lingkungan biotik terdiri dari tumbuhan (flora) dan hewan (fauna) termasuk manusia sebagai faktor penting. Dengan demikian, lingkungan biotik dapat terdiri dari dua jenis yaitu lingkungan bunga dan lingkungan fauna.
Selain itu, ada lingkungan sosial, budaya, dan psikologis.
Lingkungan Sosial dan Budaya
Jenis lingkungan ini mencakup berbagai aspek interaksi sosial budaya beserta hasilnya seperti keyakinan, sikap, stereotipe, dll. Aspek lingkungan yang berwujud dan tidak berwujud termasuk di dalamnya.
Lingkungan Psikologis
Lingkungan psikologis berkaitan dengan persepsi dan pengalaman yang terkait dengan pengaturan lingkungan apa pun. Beberapa lingkungan mungkin menstimulasi dan mengasyikkan bagi kita, sementara yang lain mungkin membosankan dan membosankan. Lingkungan psikologis lebih sering digunakan dalam konteks organisasi.
Hubungan Manusia-Lingkungan
Hubungan manusia dan lingkungan adalah setua evolusi umat manusia. Sejak evolusi manusia, elemen fisik planet bumi, seperti medan, tanah, air, iklim, flora, dan fauna, membentuk lingkungan manusia. Selama waktu itu manusia biasanya adalah 'manusia fisik' karena keinginannya yang terbatas, persyaratannya, dan ketergantungan totalnya pada alam.
Dengan pertumbuhan kegiatan sosial dan ekonomi, kemajuan teknologi, manusia memperluas lingkungannya sendiri melalui desain dan keterampilan untuk mendapatkan bekal makanan, tempat tinggal, akses, dan kenyamanan atau kemewahan yang lebih baik dan lebih baik. Kemampuan manusia untuk bertahan hidup dalam berbagai ekosistem dan kemampuannya yang unik untuk beradaptasi dengan berbagai kondisi eksternal membuat hubungan manusia-lingkungan menjadi bidang studi yang cukup menarik.
Lingkungan di mana manusia bertahan hidup dan beradaptasi dengan dirinya sendiri dan yang dipengaruhi meliputi aspek fisik, sosial budaya, dan biologis. Manusia dan lingkungan tidak pernah statis dan banyak faktor yang bertanggung jawab atas pergeseran dalam hubungan lingkungan manusia.
Pendekatan Hubungan Manusia-Lingkungan
Hubungan manusia dan lingkungan dapat dipelajari dengan pendekatan berikut.
Determinism - Friedrich Ratzel, ahli geografi Jerman, bertanggung jawab atas pengembangan konsep determinisme, yang selanjutnya dikembangkan oleh Ellsworth Huntington.
Pendekatan ini didasarkan pada konsep 'nature control man' atau 'earth made man'. Menurut pendekatan ini,man is largely influenced by nature. Faktanya, determinisme menyatakan bahwa manusia berada di bawah lingkungan alam karena semua aspek kehidupan manusia seperti fisik (kesehatan dan kesejahteraan), sosial, ekonomi, politik, etika, estetika, dll. Tidak hanya bergantung tetapi dikendalikan secara dominan. oleh lingkungan fisik.
Ahli biologi terkenal dunia, Charles Darwin, pada tahun 1859 meletakkan peletak dasar konsep pengaruh lingkungan terhadap manusia dan organisme lain.
Possibilism- Lucien Febvre, sejarawan Prancis, menemukan konsep Possibilisme. Pendekatan possibilisme dalam kajian hubungan manusia-lingkungan merupakan cabang dari kritik determinisme lingkungan dan dampak iptek terhadap hubungan tersebut.
Kemungkinan menunjukkan itu the physical environment is passive and man is the active agent at liberty to choose between wide ranges of environmental possibilities. Menurutnya, pola aktivitas manusia merupakan hasil inisiatif dan mobilitas manusia yang beroperasi dalam kerangka alam. Dewasa ini, peran unsur alam dalam pengondisian, meski tidak mengendalikan aktivitas manusia, sering kali hilang pandangan.
Para possibilis sangat sadar akan batasan kebebasan manusia untuk mendikte persyaratan lingkungan. Para kemungkinan sepakat bahwa manusia tidak memiliki kemampuan untuk sepenuhnya menjinakkan alam dan tidak selalu menang atasnya. Sebagai hasil dari hal di atas, beberapa ahli geografi menjamin 'kerjasama dengan alam' atau 'interaksi timbal balik' antara manusia dan lingkungan.
Ecological Approach- Pendekatan ini didasarkan pada prinsip dasar ekologi, yaitu studi tentang interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik di satu sisi, dan interaksi antar organisme di sisi lain dalam ekosistem tertentu. Pendekatan ini menggambarkan manusia sebagai bagian integral dari alam atau lingkungan. Manusia, yang paling terampil dan cerdas, memiliki peran unik dalam memelihara lingkungan alam yang sehat dan produktif sebagaimana mestinya.
This approach emphasizes on wise and restrained use of natural resources, penerapan program pengelolaan lingkungan yang tepat, kebijakan dan strategi dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip dasar ekologi tertentu sehingga sumber daya alam yang sudah habis dapat diisi kembali, dan kesehatan serta produktivitas alam dipulihkan.
Apa itu Studi Lingkungan?
Studi lingkungan mengacu pada studi ekstensif dan sistematis tentang alam / lingkungan dan faktor fisik, biologis, sosial, dan budaya, dan sifat dan karakteristik hubungan antara manusia dan lingkungan. Seberapa jauh manusia mempengaruhi alam dan sejauh mana alam memberikan kelimpahannya merupakan tujuan lain dari studi lingkungan.
Ini adalah studi interdisipliner karena mata pelajaran seperti ekologi, biokimia, toksikologi, geografi, geologi, meteorologi, sosiologi, dll ditangani dalam studi lingkungan.
Kebutuhan Studi Lingkungan
Alam atau lingkungan menopang kehidupan. Sebagai makhluk yang sadar dan rasional, manusia perlu mengetahui pentingnya lingkungan dan membantu menjaga lingkungan agar tetap sehat dan produktif. Lingkunganlah yang membuat dunia yang indah ini menjadi mungkin baginya. Oleh karena itu, ada kebutuhan yang sangat tinggi untuk studi lingkungan.
Lingkungan alam yang dimiliki umat manusia sebelum permulaan industrialisasi, urbanisasi, dan pertumbuhan populasi yang eksponensial diharapkan sehat dan tangguh. Alam mampu memulihkan kehilangan sumber dayanya, yang sangat terbatas.
Setelah permulaan peradaban modern, keseluruhan kesehatan dan efisiensi lingkungan alam mulai memburuk secara bertahap dan berlanjut sedemikian rupa sehingga alam hampir kehilangan kemampuan alaminya untuk mengisi kembali hilangnya sumber daya yang disebabkan oleh manusia.
Ahli lingkungan, ahli geografi, dan ahli biologi di seluruh dunia terus-menerus berusaha mencari solusi yang berkelanjutan untuk memulihkan lingkungan yang berkelanjutan.
Ada kebutuhan untuk fokus pada pengelolaan lingkungan, undang-undang yang mengatur perlindungan lingkungan, pencemaran dan daur ulang bahan non-biodegradasi, dll. Ada juga kebutuhan untuk penggunaan sumber daya alam secara hati-hati dan hati-hati di masa sekarang untuk membangun keberlanjutan di setiap aspek alam.
Ada kebutuhan untuk memperjelas konsep lingkungan modern seperti bagaimana melestarikan keanekaragaman hayati dan menjaga keseimbangan ekologi.
Studi lingkungan membantu kita memahami pentingnya lingkungan kita dan mengajari kita untuk menggunakan sumber daya alam dengan lebih efisien dan merangkul cara hidup yang berkelanjutan. Ini memungkinkan kita untuk mengetahui perilaku organisme dalam kondisi alam dan keterkaitan antara organisme dalam populasi dan komunitas.