Pengenalan Manajemen Kolaboratif
Manajemen kolaboratif dapat didefinisikan sebagai kumpulan berbagai teknik manajemen yang mencerahkan rasa persatuan dan kerja tim di antara manajer, supervisor, dan karyawan dalam organisasi bisnis. Secara luas dapat dilihat sebagai tindakan bekerja sama sebagai tim untuk mencapai tujuan bersama dalam jangka waktu tertentu.
Konsep di balik gaya manajemen kolaboratif adalah -
memungkinkan manajer untuk menggabungkan kekuatan mereka dengan kekuatan tim mereka
memungkinkan untuk secara kolektif mengatasi kelemahan yang ditemukan di antara anggota tim
meningkatkan efisiensi dan produktivitas semua perusahaan.
Manajemen berdasarkan Tujuan
Manajemen berdasarkan tujuan (MBO) adalah proses penetapan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu organisasi sehingga manajemen dan karyawan menyepakati tujuan, dan memahami peran dan tugasnya terhadap organisasi untuk mencapainya.
Proses MBO melibatkan lima langkah -
Review organizational objectives - Manajer memperoleh pemahaman yang jelas tentang tujuan organisasi secara keseluruhan.
Set worker objectives - Manajer dan pekerja bertemu untuk menyepakati tujuan pekerja yang akan dicapai pada akhir periode waktu tertentu.
Monitor progress - Secara berkala selama periode operasi normal, manajer dan pekerja memeriksa untuk melihat apakah tujuan tercapai.
Evaluating performance - Pada akhir periode operasi normal, kinerja pekerja diukur dari sejauh mana pekerja mencapai tujuannya.
Give reward - Hadiah diberikan kepada pekerja berdasarkan sejauh mana tujuan tercapai.
Beberapa keuntungan penting dari MBO diberikan di bawah ini -
Motivation - Mendorong kepuasan kerja dan komitmen karyawan.
Better communication and Coordination - Ulasan yang sering, dan interaksi antara atasan dan bawahan membangun hubungan yang harmonis dalam organisasi dan memecahkan masalah.
Clarity of Goals - Bawahan cenderung memiliki komitmen yang lebih tinggi terhadap tujuan yang mereka tetapkan untuk diri mereka sendiri daripada yang dipaksakan oleh orang lain.
Perlunya Manajemen Kolaboratif
Dalam artikel Harvard Business Review tahun 1994 "Collaborative Advantage", Rosabeth Moss Kanter menyebutkan tentang para pemimpin yang menyadari bahwa ada hubungan bisnis penting yang tidak dapat dikendalikan oleh sistem formal tetapi membutuhkan jaringan koneksi interpersonal yang padat.
Disusul dengan buku yang diterbitkan pada tahun yang sama, Chrislip dan Larson mengetahui bahwa manajemen kolaboratif membutuhkan jenis kepemimpinan yang berbeda. Dibutuhkan pemimpin yang dapat menjaga proses, memfasilitasi interaksi, dan dengan sabar menghadapi tingkat frustrasi yang tinggi.
Pada tahun 2013, penulis Harvard Business Review Nick Lovegrove dan Matthew Thomas mengeksplorasi hubungan kompleks antara bisnis, pemerintah, dan berbagai sektor sosial. Penelitian mereka menunjukkan bahwa masa depan kepemimpinan kolaboratif bergantung pada kemampuan para pemimpin untuk terlibat dan berkolaborasi dengan bisnis, pemerintah, dan sektor sosial.
Fitur Manajemen Kolaboratif
Beberapa fitur penting dari manajemen kolaboratif adalah sebagai berikut -
Ini didasarkan pada prinsip partisipasi aktif dari semua anggota tim dalam proses perencanaan dan pengendalian serta dalam jaringan mereka yang menggunakan modul informasi, komunikasi, dan kolaborasi.
Manajemen tidak dianggap sebagai aktivitas yang hanya diperuntukkan bagi manajer, tetapi sebagai bagian integral dari kerja tim semua anggota tim.
Ini menciptakan tingkat transparansi yang tinggi dan kesadaran bersama akan kualitas di antara anggota tim.
Proses Kolaboratif
Skor proses kolaboratif melebihi proses tradisional dalam banyak hal -
Kolaborasi dipahami oleh peserta sebagai perspektif dan cara berhubungan satu sama lain serta organisasi; bukan hanya taktik, atau seperangkat keterampilan atau alat.
Ini memberikan cara yang jelas dan elaboratif untuk mencapai tujuan melalui kerja bersama.
Kepercayaan di antara anggota mengatasi keraguan atau kecurigaan awal.
Peserta bekerja untuk memuaskan, bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk kepentingan semua anggota dan organisasi.
Ada penyertaan yang luas dari, dan keterbukaan terhadap, semua perspektif yang dibutuhkan.
Kolaborasi tersebut menghasilkan hasil yang nyata, substansial, dan berkelanjutan dengan berpindah dari tahapan formasional ke partisipasi dan aksi bersama.
Pengambilan Keputusan Kolaboratif
Collaborative Decision Making (CDM) merupakan inisiatif bersama yang bertujuan untuk memperbaiki manajemen arus melalui peningkatan pertukaran informasi antara atasan dan bawahan.
CDM adalah paradigma operasi di mana keputusan didasarkan pada pandangan bersama dari para pemimpin dan anggota tim, dan kesadaran akan konsekuensi dari keputusan bersama yang dibuat.
Diagram berikut menunjukkan pengambilan keputusan kolaboratif -
Ada dua asumsi utama untuk CDM -
Informasi yang lebih baik akan menghasilkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Alat dan prosedur harus tersedia untuk merespons kondisi yang berubah dengan mudah.
Dengan berbagi informasi, nilai, dan preferensi, anggota tim belajar dari satu sama lain dan membangun kumpulan pengetahuan yang sama, menghasilkan keputusan dan tindakan yang paling berharga bagi sistem.