Teknik Etika - Teori Kohlberg

Lawrence Kohlberg adalah seorang profesor di Universitas Harvard pada awal tahun 1970-an dan terkenal karena karyanya tentang psikologi perkembangan. Dia melakukan banyak studi di Harvard's Center for Moral Development dan mengusulkan teori tentang perkembangan moral yang dikenal sebagaiKohlberg’s theory.

Teorinya tentang perkembangan moral bergantung pada pemikiran psikolog Swiss Jean Piaget dan filsuf Amerika John Dewey. Dia juga terinspirasi olehJames Mark Baldwin. Orang-orang ini telah menekankan bahwa manusia berkembang secara filosofis dan psikologis secara progresif.

Teori Lawrence Kohlberg

Kohlberg mengusulkan agar orang maju dalam penalaran moral berdasarkan perilaku etis mereka. Dia mendalilkan teori ini berdasarkan pemikiran anak-anak yang lebih muda selama masa pertumbuhan mereka sebagai orang dewasa. Ia menyampaikan bahwa anak yang lebih kecil membuat penilaian berdasarkan konsekuensi yang mungkin terjadi dan anak yang lebih besar membuat penilaian berdasarkan intuisi mereka.

Dia percaya bahwa ada six stages perkembangan moral yang selanjutnya diklasifikasikan menjadi three levels. Ilustrasi berikut menunjukkan level yang berbeda.

Proses yang dibahas di sini adalah tentang penilaian yang dibuat oleh thinker tentang protagonistdalam situasi tertentu. Langkah-langkah proses berpikir menunjukkan perkembangan moral si pemikir.

Level pra-konvensional

Hal ini dapat dipahami sebagai pemikiran moral tingkat pertama, yang umumnya terdapat pada tingkat Sekolah Dasar. Pemikir pada tahap ini cenderung berpikir dan berperilaku berdasarkandirect consequencesyang mungkin terjadi. Ada dua sub-tahap dalam hal ini.

Hindari Hukuman

Pemikir pada tahap ini umumnya berpikir dan percaya bahwa penilaian harus dibuat sesuai dengan norma yang dapat diterima secara sosial seperti yang dikatakan oleh pejabat yang lebih tinggi (guru atau orang tua). Ini adalah ketaatan seperti anak kecil, untuk menghindari hukuman.

Pikiran ini didasarkan pada gagasan bahwa protagonis tidak boleh melanggar hukum atau aturan.

Kepentingan pribadi

Seorang pemikir pada tahap ini, menunjukkan minat dalam membuat keputusan sesuai dengan imbalan yang mereka dapatkan sebagai gantinya. Tahap kedua ini dicirikan oleh pandangan bahwa perilaku yang benar berarti bertindak untuk kepentingan terbaiknya sendiri.

Dalam tahap ini, mereka cenderung mengikuti aturan otoritas karena mereka percaya bahwa ini diperlukan untuk memastikan hubungan dan tatanan masyarakat yang positif.

Level Konvensional

Ini dapat dipahami sebagai pemikiran moral tingkat kedua, yang umumnya ditemukan di tingkat sekolah dasar dan menengah. Pemikir pada tahap ini cenderung berpikir dan berperilaku berdasarkanwant to please others. Ada dua sub-tahap dalam hal ini.

Membuat orang menyukai mereka

Pada tahap ini, ide-ide masyarakat dipertimbangkan. Tingkat ini bisa jadi di mana protagonis berperilaku atas dasar moral yang orang putuskan untuk pengambilan keputusan. Keputusan ini mungkin mendukung atau tidak mendukung hukum. Apapun hasilnya, proses berpikir didasarkan pada bagaimana membuat orang lain atau masyarakat terkesan dan bagaimana menyenangkan orang-orang disekitarnya.

Pertahankan fungsi dalam masyarakat

Seorang pemikir pada tahap ini, mempertimbangkan untuk mengikuti aturan demi kebaikan masyarakat. Dasar moral tentang bagaimana orang-orang dalam masyarakat akan mempertimbangkan pekerjaan yang dilakukan akan menjadi prioritas, karena pemikir percaya bahwa tatanan sosial dijaga dengan mematuhi aturan.

Oleh karena itu, seorang pemikir berpegang pada gagasan bahwa protagonis harus mengikuti nilai-nilai moral. Perilaku pemikir digerakkan oleh otoritas sedangkan pemikirannya sesuai dengan tatanan sosial.

Level Pasca Konvensional

Ini dapat dipahami sebagai pemikiran moral tingkat ketiga, yang umumnya ditemukan setelah tingkat sekolah menengah. Pemikir pada tahap ini cenderung berpikir dan berperilaku berdasarkan asense of justice. Ada dua sub-tahap dalam hal ini.

Tolak kekakuan hukum

Pada tingkat ini, si pemikir menggunakan keterampilan berpikir moralnya dengan kecepatan yang terpuji. Dia mulai merasakan protagonis berdasarkan dasar moral. Ia juga mungkin berpendapat bahwa aturan harus diubah sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Pemikir menolak kekakuan hukum dan aturan yang ada pada tahap ini.

Rasa keadilan

Ini adalah tahap puncak perkembangan Moral di mana pemikir merasakan rasa keadilan bagi protagonis. Pemikir memiliki nilai moral yang tinggi sehingga ia menjaga dirinya bebas dari faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses berpikirnya.

Ini adalah tiga bagian utama perkembangan moral yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg. Mari kita sekarang mencoba untuk memiliki beberapa ide rinci tentang ini dengan sebuah contoh.