Audit - Penjaminan Audit
Entri akuntansi yang dibuat dalam pembukuan harus didukung oleh bukti dokumenter dan pemeriksaan bukti tersebut disebut vouching. Auditor menilai keaslian entri akuntansi dengan menggunakan teknik vouching. Jika dokumen pendukung yang tepat tidak tersedia, Auditor mungkin memiliki semua alasan untuk meragukan kesalahan atau penipuan atau manipulasi.
Dengan demikian, audit tidak lengkap tanpa jaminan.
Dalam proses audit, berdasarkan bukti terdapat dua fungsi utama
pengumpulan bukti - melalui observasi, konfirmasi, inspeksi, penyelidikan.
evaluasi bukti - dengan relevansi, kecukupan dan validitas.
Tujuan Vouching
Berikut adalah tujuan utama dari vouching -
Untuk memeriksa apakah semua transaksi bisnis dicatat dengan benar dalam pembukuan atau tidak.
Untuk melihat apakah transaksi yang tercatat sudah sepatutnya didukung oleh bukti dokumenter atau tidak.
Untuk memverifikasi bahwa semua bukti dokumenter diautentikasi dan hanya terkait dengan transaksi bisnis.
Untuk memverifikasi bahwa transaksi bebas dari kesalahan atau penipuan.
Untuk memverifikasi apakah voucher diproses melalui semua tahapan sistem Pemeriksaan Internal dengan benar.
Untuk memverifikasi dan mengkonfirmasi bahwa entri dicatat sesuai dengan modal dan sifat pendapatan atau tidak.
Untuk memeriksa keakuratan transaksi akuntansi.
Pentingnya Vouching
Vouching merupakan dasar untuk audit dan merupakan bagian penting dari tugas Auditor. Jika terjadi kelalaian dalam menjamin, Auditor akan bertanggung jawab; dia tidak bisa lepas dari kewajibannya, jika dia melakukan vouching dengan sembarangan. Poin berikut menunjukkan pentingnya menjamin -
Vouching sama pentingnya dengan melewati entri asli dalam pembukuan akun. Jika entri asli salah, maka akan mempengaruhi setiap proses entri akuntansi dan dampaknya akan sampai hasil akhirnya. Demikian pula, menjamin adalah dasar dari semua proses audit.
Efisiensi penjaminan akan menentukan keberhasilan audit.
Setiap kesalahan dan penipuan mudah dideteksi jika penjaminan dilakukan dengan cara pencarian dan cara yang cerdas.
Vouching yang cerdas dan setia akan membangun keandalan pada laporan keuangan, misalnya, akun Untung dan Rugi dan Neraca organisasi mana pun.
Jika ada sistem pengendalian internal yang memadai, Auditor dapat memilih untuk melakukan pemeriksaan pengujian daripada menjamin sepenuhnya.
Vouching dan Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan rutin meliputi pemeriksaan setiap carry forward, posting ke ledger account dan balancing account. Vouching meliputi pemeriksaan rutin yang merupakan pemeriksaan mekanis, sedangkan vouching dilakukan atas dasar bukti dokumenter.
Voucher bisa berupa tagihan penjualan, tagihan pembelian, tanda terima pembayaran, slip pembayaran, dll. Semua jenis bukti dokumenter tersebut dikenal sebagai voucher.
Jenis Voucher
Ada dua jenis voucher -
Primary Voucher- Salinan asli dokumen pendukung tertulis disebut voucher utama. Seperti Tagihan Pembelian, Nota Tunai, Slip Bayar, dll.
Collateral Voucher - Salinan dokumen pendukung yang tidak tersedia aslinya adalah voucher jaminan seperti duplikat atau salinan karbon faktur penjualan.
Contoh Voucher
Transaksi | Voucher |
---|---|
Penjualan | Pesanan penjualan, faktur penjualan, daftar keluar barang, tanda terima tunai, slip pembayaran bank, dll. |
Membeli | Kutipan, pesanan pembelian, tagihan pembelian, daftar masuk barang, dll. |
Pembayaran Tunai | Catatan permintaan, tanda terima tunai, memo tunai, dll. |
Uang diterima | Salinan duplikat atau salinan karbon tanda terima, kontrak dan korespondensi dengan penerima pembayaran, dll. |
Pembayaran Bank | Cek, counterfoil, rekening koran, dll. |
Pembayaran diterima melalui Banking Channels | Slip setoran bank, rekening koran, dll. |
Poin Penting Mengenai Vouching
Poin-poin berikut perlu dipertimbangkan mengenai vouching -
Akurasi transaksi.
Keaslian transaksi.
Klasifikasi akun yang tepat.
Voucher harus diberi nomor seri yang benar dan pengaturan voucher yang sesuai.
Setiap voucher yang diperiksa harus dicentang dengan tanda.
Jumlah penerimaan harus sama dalam kata-kata dan gambar.
Jangka waktu pembayaran harus ada pada saat penerimaan.
Tanda terima harus dengan jelas menyebutkan "pembayaran di muka" jika memang demikian.
Untuk memeriksa dan menyelidiki pembukuan akun jika itu atas nama Direktur, Manajer, Mitra, atau karyawan perusahaan lainnya.
Untuk memverifikasi bahwa sertifikasi voucher yang tepat harus ada oleh pejabat perusahaan yang bertanggung jawab.
Investigasi tentang voucher yang hilang dalam file jika ada.
Setiap perubahan voucher harus disahkan oleh petugas terkait.
Vouching harus diselesaikan sekaligus dalam sekali duduk untuk jangka waktu tertentu.
Semua biaya harus diperiksa oleh Auditor.
Tanpa adanya sistem pengendalian internal yang memadai dalam organisasi, Auditor tidak boleh memilih untuk pemeriksaan pengujian.
Memeriksa klasifikasi akun harus dilakukan.
Pembelian tunai tidak boleh dicatat dua kali, satu pembelian tunai dan pembelian kredit kedua.
Auditor harus merujuk resolusi yang disahkan pada rapat untuk transaksi tertentu.
Auditor harus memverifikasi bahwa entri akuntansi dilakukan atas dasar item modal dan pendapatan.
Auditor harus memverifikasi bahwa setiap voucher pembayaran di atas Rs. 5.000 / - harus memiliki cap pendapatan.