Penggabungan Jaringan Neural dan Perubahan Iklim

May 09 2023
Pengarang : Dr.ST.

Pengarang : Dr.ST. Patil, Aryan Aher, Antima Modak, Aarushi Bhate and Anusha Agrawal

Neural Network untuk peramalan lapisan es. Sumber: https://www.nature.com/articles/s41467-021-25257-4

Perubahan iklim adalah salah satu masalah paling mendesak yang dihadapi dunia saat ini, dan banyak ahli percaya bahwa kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin dapat memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan ini. Salah satu aplikasi spesifik AI yang menjanjikan dalam perang melawan perubahan iklim adalah jaringan saraf. Di blog ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana jaringan saraf dapat digunakan untuk memprediksi, memitigasi, dan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim.

Apa itu Neural Network?

Jaringan saraf adalah sistem komputer yang dirancang untuk mensimulasikan perilaku otak manusia. Ini terdiri dari lapisan node atau neuron yang saling berhubungan yang bekerja sama untuk memproses informasi. Setiap neuron menerima input, memprosesnya, dan kemudian meneruskannya ke neuron berikutnya dalam jaringan. Jaringan saraf digunakan untuk berbagai tugas, termasuk pengenalan gambar dan ucapan, pemrosesan bahasa alami, dan analitik prediktif.

Bagaimana Jaringan Neural Digunakan dalam Perubahan Iklim?

Jaringan saraf dapat digunakan dalam beberapa cara dalam penelitian perubahan iklim dan upaya mitigasi. Beberapa area utama di mana jaringan saraf digunakan adalah:

  1. Memprediksi Dampak Perubahan Iklim

Misalnya, peneliti menggunakan jaringan saraf untuk menganalisis data satelit guna memprediksi perubahan cakupan es di Kutub Utara. Informasi ini dapat digunakan untuk lebih memahami dampak perubahan iklim terhadap ekosistem Arktik dan merencanakan langkah-langkah adaptasi potensial.

Dalam contoh lain, tim ilmuwan menggunakan jaringan saraf untuk menganalisis data suhu dari seluruh dunia dan membuat prediksi tentang peristiwa panas ekstrem di masa mendatang. Jaringan saraf mampu memprediksi dengan tingkat akurasi yang tinggi terjadinya gelombang panas beberapa bulan sebelumnya, memberikan informasi berharga bagi petugas tanggap darurat dan pembuat kebijakan.

sumber: https://public.wmo.int/en/media/press-release/new-climate-predictions-increase-likelihood-of-temporarily-reaching-15-%C2%B0c-next-5

2. Meningkatkan Efisiensi Energi Terbarukan

Sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin memiliki potensi besar untuk mengurangi emisi karbon dan memitigasi dampak perubahan iklim. Namun, sumber energi ini seringkali terputus-putus, dan outputnya sulit diprediksi. Jaringan saraf dapat digunakan untuk mengoptimalkan efisiensi sistem energi terbarukan dengan menganalisis data dan menyesuaikan output secara real-time.

Misalnya, para peneliti telah menggunakan jaringan saraf untuk meningkatkan efisiensi turbin angin. Dengan menganalisis pola angin dan data kinerja turbin, jaringan saraf dapat menyesuaikan sudut bilah turbin untuk mengoptimalkan keluaran energi.

Sumber: https://www.mdpi.com/2311-5521/7/12/367

Demikian pula, jaringan saraf dapat digunakan untuk mengoptimalkan penempatan dan keluaran panel surya. Dengan menganalisis data seperti pola cuaca dan permintaan energi, jaringan saraf dapat menyesuaikan keluaran panel surya agar sesuai dengan kebutuhan jaringan.

3. Mengurangi Emisi Karbon

Mengurangi emisi karbon adalah salah satu langkah terpenting dalam mengatasi perubahan iklim. Jaringan saraf dapat digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan energi di gedung dan transportasi, mengurangi limbah, dan meminimalkan emisi karbon.

Misalnya, jaringan saraf dapat digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan energi di gedung dengan menganalisis data seperti hunian, suhu, dan kondisi pencahayaan. Jaringan saraf kemudian dapat menyesuaikan penggunaan energi gedung untuk meminimalkan limbah dan mengurangi emisi karbon.

Jaringan saraf juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan jaringan transportasi dengan menganalisis pola lalu lintas dan mengoptimalkan rute untuk efisiensi maksimum. Ini dapat membantu mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan mobil di jalan, sehingga mengurangi emisi karbon.

sumber: https://www.mdpi.com/1424-8220/18/10/3459

4. Meningkatkan Ketahanan Pertanian

Perubahan iklim berdampak signifikan pada sistem pertanian di seluruh dunia, memengaruhi hasil panen dan ketahanan pangan. Jaringan saraf dapat digunakan untuk menganalisis pola cuaca dan kondisi tanah, memberikan wawasan berharga tentang bagaimana sistem pertanian dapat beradaptasi dengan perubahan iklim.

Misalnya, jaringan saraf dapat digunakan untuk memprediksi dampak kekeringan pada hasil panen. Dengan menganalisis data cuaca historis dan data kinerja panen, jaringan saraf dapat membuat prediksi tentang dampak kekeringan di masa depan terhadap hasil panen. Informasi ini dapat digunakan untuk mengembangkan strategi mitigasi dampak kekeringan terhadap ketahanan pangan.

Sumber: https://www.nature.com/articles/s41598-022-21129-z

Demikian pula, jaringan saraf dapat digunakan untuk menganalisis data tanah dan membuat rekomendasi untuk jenis tanaman yang paling sesuai dengan kondisi tanah yang berbeda. Informasi ini dapat membantu petani beradaptasi dengan perubahan kondisi dan meningkatkan ketahanan sistem pertanian.

Tantangan yang Dihadapi dalam Pengembangan Algoritma Neural Network

Jaringan saraf memiliki potensi untuk memainkan peran penting dalam mengatasi perubahan iklim. Namun, mengembangkan jaringan saraf yang efektif untuk tujuan ini menghadirkan sejumlah tantangan. Di blog ini, kita akan mengeksplorasi beberapa tantangan utama dalam mengembangkan jaringan saraf untuk perubahan iklim.

  1. Ketersediaan Data Terbatas

Untuk mengatasi tantangan ini, para peneliti sedang mengembangkan metode untuk memasukkan jenis data lain, seperti citra satelit dan sensor permukaan tanah, ke dalam model iklim. Selain itu, upaya sedang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan ketersediaan data iklim historis melalui inisiatif seperti Prakarsa Data Iklim dan Proyek Perbandingan Model Iklim.

2. Kompleksitas Sistem Iklim

Sistem iklim sangat kompleks, dengan banyak faktor yang saling berinteraksi yang sulit untuk dimodelkan secara akurat. Jaringan saraf sangat efektif dalam menganalisis data yang kompleks, tetapi mengembangkan model yang secara akurat menangkap kompleksitas sistem iklim dapat menjadi tantangan.

Untuk mengatasi tantangan ini, para peneliti sedang mengembangkan arsitektur jaringan saraf yang lebih canggih, seperti jaringan saraf berulang dan jaringan saraf dalam. Arsitektur ini memungkinkan pemodelan sistem iklim yang lebih kompleks, yang dapat menghasilkan prediksi yang lebih akurat.

3. Ketidakpastian Model Iklim

Model iklim pada dasarnya tidak pasti, karena didasarkan pada data yang tidak lengkap dan tidak sempurna. Ketidakpastian ini sulit untuk ditangkap dalam jaringan saraf, yang membutuhkan masukan dan keluaran yang tepat untuk pelatihan.

Untuk mengatasi tantangan ini, para peneliti sedang mengembangkan metode untuk memasukkan ketidakpastian ke dalam model jaringan saraf. Misalnya, jaringan saraf Bayesian dapat digunakan untuk memodelkan ketidakpastian dalam data iklim dan membuat prediksi yang lebih akurat.

4. Daya Komputasi Terbatas

Model iklim membutuhkan daya komputasi yang signifikan untuk dijalankan, yang dapat menjadi penghalang untuk mengembangkan jaringan saraf yang efektif. Selain itu, ukuran dan kompleksitas data iklim dapat mempersulit pelatihan jaringan saraf dalam waktu yang wajar.

Untuk mengatasi tantangan ini, para peneliti sedang mengembangkan metode untuk meningkatkan jaringan saraf dan mendistribusikan perhitungan di beberapa node. Selain itu, kemajuan dalam teknologi perangkat keras, seperti GPU dan perangkat keras jaringan saraf khusus, mempermudah pengembangan dan menjalankan jaringan saraf yang kompleks.

5. Pertimbangan Etis

Terakhir, ada pertimbangan etis yang terkait dengan penggunaan jaringan saraf untuk perubahan iklim. Misalnya, ada risiko bahwa jaringan saraf dapat digunakan untuk memprioritaskan kebutuhan negara atau komunitas kaya daripada kelompok yang terpinggirkan.

Untuk mengatasi tantangan ini, para peneliti sedang mengembangkan metode untuk memasukkan pertimbangan etis ke dalam model jaringan saraf. Misalnya, para peneliti sedang mengembangkan metode untuk memasukkan pertimbangan keragaman dan kesetaraan ke dalam model iklim, yang dapat membantu memastikan bahwa kebutuhan semua masyarakat diperhitungkan.

Contoh Dunia Nyata dari Neural Networks

  1. DeepGlobe
Sumber: https://www.researchgate.net/figure/DeepGlobe-Challenges-Example-road-extraction-building-detection-and-land-cover_fig1_341940204

2. Model Sensitivitas Iklim Jaringan Neural

Model jaringan saraf ini dikembangkan oleh para peneliti di University of Toronto untuk memprediksi sensitivitas iklim terhadap peningkatan emisi karbon dioksida. Model ini didasarkan pada data iklim historis dan menggunakan algoritme pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi pola dan memprediksi perubahan iklim di masa depan. Informasi ini dapat membantu pembuat kebijakan dan organisasi membuat keputusan berdasarkan informasi tentang pengurangan emisi gas rumah kaca dan mitigasi dampak perubahan iklim.

Sumber: https://www.researchgate.net/figure/Climate-sensitivity-predicted-with-the-neural-network-from-seasonality-of-temperature-vs_fig2_241478853

3. Pembelajaran Penguatan Mendalam untuk Pengendalian Iklim

Model jaringan saraf ini dikembangkan untuk mengoptimalkan pengoperasian sistem kontrol iklim pada bangunan. Model ini menggunakan algoritme pembelajaran penguatan mendalam untuk mengoptimalkan sistem pemanas, ventilasi, dan pendingin udara (HVAC) secara real-time, berdasarkan faktor-faktor seperti suhu, kelembapan, dan hunian. Ini dapat membantu mengurangi konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca dari bangunan, yang merupakan kontributor utama perubahan iklim.

Sumber: https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0378778820308963

4. Jaringan Syaraf Konvolusional untuk Pemodelan Iklim

Model jaringan saraf ini dikembangkan untuk meningkatkan akurasi model iklim dengan memasukkan data satelit. Model ini menggunakan jaringan saraf convolutional untuk menganalisis citra satelit dan memprediksi variabel iklim seperti suhu, curah hujan, dan tutupan awan. Informasi ini dapat membantu meningkatkan model iklim dan memberikan prediksi yang lebih akurat tentang perubahan iklim di masa depan.

Sumber: https://www.nature.com/articles/s41598-020-57897-9

5. Pemantauan Pertanian Berbasis Neural Network

Model jaringan saraf ini dikembangkan untuk memantau dan memprediksi hasil panen sebagai respons terhadap perubahan iklim. Model tersebut menggunakan algoritme pembelajaran mesin untuk menganalisis data satelit dan mengidentifikasi faktor-faktor seperti suhu, curah hujan, dan kelembapan tanah yang memengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman. Informasi ini dapat membantu petani dan pembuat kebijakan mengembangkan strategi untuk beradaptasi dengan perubahan iklim dan mengurangi dampak gagal panen terkait iklim.

Sumber: https://www.mdpi.com/2073-4395/9/2/72

Ini hanyalah beberapa contoh dari banyak model jaringan saraf yang sedang dikembangkan dan digunakan untuk mengatasi perubahan iklim. Seiring teknologi terus berkembang, kita dapat berharap untuk melihat aplikasi jaringan saraf yang lebih inovatif dan efektif di area penting ini. Dengan memanfaatkan kekuatan pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan, kita dapat bekerja sama untuk mengembangkan solusi bagi tantangan global yang mendesak ini.

Kesimpulan

Perubahan iklim adalah salah satu masalah yang paling mendesak saat ini, dan jaringan saraf memainkan peran yang semakin penting dalam membantu mengatasi masalah yang kompleks ini. Dengan kekuatan pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan, peneliti dan pembuat kebijakan sedang mengembangkan cara baru dan inovatif untuk memantau dan memprediksi perubahan iklim, serta mengurangi dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat manusia.

Dari memprediksi dampak perubahan iklim pada sumber daya air, hingga mengoptimalkan sistem HVAC di gedung, hingga memantau hasil panen sebagai respons terhadap perubahan pola cuaca, contoh model jaringan saraf yang dibahas di blog ini menunjukkan cara yang beragam dan menjanjikan di mana teknologi ini digunakan. diterapkan dalam perang melawan perubahan iklim.

Namun, ada juga tantangan dan keterbatasan dalam mengembangkan model jaringan saraf yang efektif untuk perubahan iklim. Ini termasuk ketersediaan data, akurasi model, dan kebutuhan kolaborasi interdisipliner antara ilmuwan dan pembuat kebijakan. Mengatasi tantangan ini akan sangat penting untuk kemajuan berkelanjutan dan penerapan model jaringan saraf di area penting ini.

Secara keseluruhan, potensi jaringan saraf untuk berkontribusi pada pemahaman kita tentang perubahan iklim dan untuk membantu kita mengembangkan solusi yang efektif tidak dapat dilebih-lebihkan. Dengan inovasi dan kolaborasi yang berkelanjutan, kita dapat menggunakan teknologi ini untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan tangguh bagi diri kita sendiri dan bagi planet ini.