Seorang Pria yang Meninggal Bunuh Diri Setelah Diinterogasi Tentang Pembunuhan 1994 Telah Diidentifikasi sebagai Pembunuh yang Diduga
Hampir 30 tahun setelah seorang wanita New York ditemukan dipukul sampai mati di apartemennya, pihak berwenang mengungkapkan seorang pria yang bunuh diri tak lama setelah diinterogasi oleh polisi adalah pembunuhnya, NBC News melaporkan.
Wilomeana "Violet" Filkins ditemukan tewas di East Greenbush, NY, pada 19 Agustus 1994. Menurut WNYT-TV , wanita berusia 81 tahun yang tinggal sendirian itu menjadi korban perampokan yang berubah menjadi pembunuhan. oleh Jeremiah Guyette, seorang sopir bus sekolah setempat.
Sersan Detektif Polisi Greenbush Timur. Michael Guadagnino mengatakan selama konferensi pers Kamis bahwa Guyette, seorang veteran Angkatan Udara yang juga mengangkut orang tua, diwawancarai oleh polisi sejak dini, tetapi tidak pernah dianggap sebagai tersangka pada saat kematian Filkins.
Tetapi sidik jari dan tip baru-baru ini membuat polisi secara positif mengidentifikasi Guyette sebagai pembunuh dalam kasus yang sudah berlangsung puluhan tahun, menurut NBC.
Mengutip Guadagnino, outlet melaporkan seorang mantan pacar memberi tahu polisi bahwa Guyette menangis saat mengaku merampok dan memukul seorang wanita.
Pada 1 Oktober 2019, ketika pihak berwenang menanyai Guyette tentang pembunuhan itu, dia tampak kesal dan menolak untuk berbicara tanpa pengacara, kata Guadagnino, lapor NBC.
Pada hari yang sama, seorang anggota keluarga memberi tahu polisi bahwa Guyette meneleponnya dan mengatakan dia tidak ingin masuk penjara. "Seseorang telah meninggal tetapi dia tidak mau berbicara lagi melalui telepon," kata Guadagnino, menurut outlet tersebut.
Ingin mengikuti liputan kejahatan terbaru? Mendaftar untuk buletin True Crime gratis dari ORANG untuk menyampaikan berita kriminal, liputan persidangan yang sedang berlangsung, dan detail kasus menarik yang belum terpecahkan.
Keesokan harinya, Guyette ditemukan tewas di garasinya di Rosendale, NY. Dia meninggal karena bunuh diri, kata polisi.
Kematiannya yang mendadak mendorong pihak berwenang untuk mengirimkan kembali bukti, termasuk meja kopi dengan sidik jari orang tak dikenal yang ditemukan di TKP, per outlet.
Tiga tahun kemudian, karena backlog lab kriminal yang dilaporkan disebabkan oleh pandemi COVID-19, sidik jari tersebut ternyata cocok dengan Guyette.
Menurut outlet tersebut, keponakan Filkins, Carole Filkins, mengatakan kepada wartawan bahwa sementara keluarganya "tidak akan pernah membayangkan hal seperti ini terjadi," mereka "bersyukur itu telah diselesaikan."