Mengapa Saya Menyerah di Amerika

May 10 2023
Alasan keputusan saya untuk meninggalkan Amerika itu rumit, tetapi itu berakar pada rasa kecewa yang mendalam terhadap negara dan nilai-nilainya. Ketidaksetaraan yang merajalela, polarisasi politik, budaya kekerasan dan ketakutan, serta kurangnya empati dan kasih sayang semuanya berkontribusi pada meningkatnya rasa tidak nyaman saya.
Markus Winkler melalui Pexels

Alasan keputusan saya untuk meninggalkan Amerika itu rumit, tetapi itu berakar pada rasa kecewa yang mendalam terhadap negara dan nilai-nilainya. Ketidaksetaraan yang merajalela, polarisasi politik, budaya kekerasan dan ketakutan, serta kurangnya empati dan kasih sayang semuanya berkontribusi pada meningkatnya rasa tidak nyaman saya.

Saya merasa seperti hidup dalam masyarakat yang semakin terbagi dan terputus, di mana orang lebih tertarik untuk saling menyalahkan daripada bekerja sama untuk memecahkan masalah.

Foto oleh Jason Murphy di Unsplash

Sebaliknya, ketika saya tiba di Irlandia, saya terkesan dengan kehangatan dan kebaikan orang-orangnya, pemandangan budaya yang dinamis, dan rasa kebersamaan yang meliputi setiap aspek kehidupan.

Saya merasa telah menemukan tempat di mana orang-orang benar-benar peduli satu sama lain dan berkomitmen untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi semua orang. Saya juga terkesan dengan kebijakan negara yang progresif, seperti perawatan kesehatan universal dan pendidikan gratis, yang menunjukkan komitmen terhadap kebaikan bersama yang sangat kurang di Amerika.

Tentu saja, Irlandia tidak sempurna, dan memiliki masalah dan tantangan tersendiri. Tetapi bagi saya, itu mewakili cara hidup baru, yang berfokus pada koneksi, empati, dan komunitas.

Foto oleh Aaron Burden di Unsplash

Saya tahu bahwa saya tidak dapat kembali ke Amerika secara permanen, bukan tanpa merasa seperti mengkhianati nilai dan prinsip saya sendiri. Jadi saya membuat keputusan sulit untuk tinggal di Irlandia dan membangun kehidupan baru di sana.

Meninggalkan Amerika bukanlah keputusan yang mudah, dan itu bukanlah keputusan yang saya buat dengan enteng. Tapi itu adalah keputusan yang tepat bagi saya, dan itu memberi saya harapan dan tujuan baru.

Saya tidak lagi merasa hanya sebagai pengamat dalam sistem yang rusak, melainkan sebagai peserta aktif dalam membangun dunia yang lebih baik.

Dan untuk itu, saya berterima kasih.